Striving For Superiority Pada Pelaku Kekerasan Seksual Dalam Relasi Intim Di Lembaga Permasyarakatan Klas IIA Karawang

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran striving for superiority pada pelaku kekerasan seksual di Lembaga Permasyarakatan Klas II A Karawang, menggali perasaan inferior serta kompensasi yang dilakukan untuk berjuang menuju superioritas. Metode yang digunakan adalah kualitatif fenomenologi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara, didukung dengan catatan lapangan. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari dua orang responden laki-laki yang merupakan narapidana kasus kekerasan seksual dalam relasi intim di Lembaga Permasyarakatan Klas II A Karawang. Teknik analisis data dengan menganalisa transkrip wawancara, komentar eksploratoris, tema emergen dan tema superordinat yang digunakan untuk mendeskripsikan pola-pola antar pengalaman subjek, sehingga dapat tergambarkan penghayatan masing-masing subjek. Hasil penelitian menunjukkan kedua subjek memiliki inferiority yang dihayati berlebihan sehingga memunculkan striving for superiority untuk menutupinya. Pada subjek pertama, inferiority muncul karena tubuhnya yang bungkuk dan tidak tampan sehingga merasa tidak disayangi, tidak diprioritaskan, tidak bisa sukses karena tidak mendapat dukungan dari keluarga. Hal tersebut memunculkan sikap superior dan cara-cara yang digunakan cenderung negatif dan kurang minat sosial. Salah satunya, menjalin relasi intim dengan remaja 16 tahun hingga menyebabkan kehamilan, dilakukan karena kurang puas secara seksual terhadap istri. Sedangkan pada subjek kedua, inferiority muncul karena merasa memiliki tubuh pendek, yang dihayati berlebihan sehingga kurang percaya diri dalam berinteraksi dan sulit membangun komunikasi dengan orang lain, kemudian berupaya untuk memperlihatkan sikap superior dengan bergabung bersama teman-teman yang tidak lebih unggul secara materi sehingga dapat memunculkan sikap dominan diantara teman sepermainan. Pola asuh dimanja membuatnya bergantung pada orang lain, baik orang tua maupun pasangan. Takut kehilangan pasangan dan cara-cara yang dilakukan untuk mempertahankan hubungan cenderung negatif dan kurang mengedepankan minat sosial, seperti membatasi privasi pasangan, memaksa melakukan hubungan seksual sehingga pasangan tidak berani meninggalkannya.

Kata kunci : Striving for Superiority, Pelaku kekerasan seksual, relasi intim, Lembaga Permasyarakatan, Karawang