Evaluasi Pengaruh Efek Samping Obat Hipertensi Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Program Rujuk Balik (PRB) di Apotek Kimia Farma Pasadena

Pelayanan kesehatan merupakan suatu tindakan medis untuk pemberian obat-obatan dan jasa kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan asas, norma dan nilai yang berlaku di masyarakat.salah satu program pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, BPJS merupakan sebuah badan hukum yang bersifat publik yang beroperasi di bawah pengawasan langsung pemerintah. Fokus utamanya adalah melakukan penyelenggaraan program jaminan kesehatan nasional bagi setiap warga negara Indonesia.BPJS memiliki berbagai fasilitas jaminan kesehatan salah satunya program rujuk balik (PRB), peserta BPJS Kesehatan yang mengidap penyakit kronis seperti hipertensi dapat memperoleh layanan program rujuk balik.Hipertensi atau yang disebut juga sebagai tekanan darah tinggi merupakan keaadan kronis yang diindikasikan oleh peningkatan tekanan darah yang berlangsung terus-menerus. Kondisi ini seringkali dikenal dengan silent killer, dikarenakan tidak mengindikasikan gejala yang jelas, sehingga dapat membuat individu tidak menyadari bahwa mereka memiliki hipertensi hingga terjadi kerusakan serius pada organ vital, yang berpotensi mengakibatkan kematian. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi pengaruh efek samping obat hipertensi terhadap kepatuhan minum obat pada pasien program rujuk balik di Apotek Kimia Farma Pasadena.Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif analitis prospektif, yaitu metodologi penelitian cross-sectional, dengan pengumpulan data pasien rujuk balik di Apotek Kimia Farmma Pasadena, data diperoleh dengan melakukan pengumpulan data dengan penggunaan kuesioner yang sudah diuji validitas serta realiabilitas sebelumnya. Berdasarkan temuan penelitian, sebagian besar peserta teridentifikasi sebagai perempuan, khususnya 35 orang, yang merupakan 70% dari total sampel. Temuan ini sejalan dengan penelitian Oktora (2019) yang mengindikasikan lebih tingginya prevalensi hipertensi pada perempuan dibanding laki-laki, dengan persentase masing-masing sekitar 58% dan 42%. Demikian pula, Dewi (2018) juga melaporkan prevalensi hipertensi pada perempuan lebih tinggi, yaitu sekitar 57,14%, dibandingkan dengan laki-laki yang mencapai 42,86%.

Kata Kunci : Hipertensi, pelayanan kesehatan , BPJS