Hubungan Faktor Risiko Terhadap Kepatuhan Pengobatan Diabetes Mellitus Pada Empat Puskesmas di Kabupaten Karawang

Diabetes mellitus merupakan keadaan dimana tubuh manusia tidak mampu memproduksi insulin dengan tepat. Menurut International Diabetes Federation prevalensi DM sebanyak 366 juta pada tahun 2011, dan diprediki pada tahun 2030 akan meningkat menjadi 552 juta. Pada tahun 2015, Indonesia posisi ke-7 negara penderita diabetes tertinggi di dunia sebayak 10 juta jiwa. Pada tahun 2020 sebanyak 1 juta jiwa di Jawa Barat menderita penyakit DM. Dimana 139 ribu jiwa diantaranya penduduk Kabupaten Karawang. Menurut WHO pada 2003 hanya sekitar 50% tingkat kepatuhan pengobatan penyakit kronis di negara maju dan lebih rendah pada negara berkembang. Faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat kepatuhan diantaranya kehabisan obat, terlupa untuk mengonsumsi obat, pengetahuan, motivasi berobat, dan dukungan keluarga. Selain itu, usia, status gizi, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan juga dapat mempengaruhi kepatuhan minum obat pada pasien DM. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kepatuhan pengobatan DM pada Empat Puskesmas di Kabupaten Karawang dan bagaimana hubungan faktor risiko terhadap kepatuhan pengobatan DM. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross-sectional. Populasi dan sampel penelitian ini merupakan seluruh pasien DM yang melakukan pengobatan di empat Puskesmas Kabupaten Karawang, menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Cikampek, Wanakerta, Tunggakjati, dan Batujaya menggunakan kuisioner MMAS-8 lalu diolah menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan kepatuhan pengobatan pada empat Puskesmas di Kabupaten Karawang pada 277 responden adalah 50,5% berkepatuhan rendah, serta terdapat keterkaitan antara faktor risiko terhadap kepatuhan pengobatan DM, faktor risiko yang berkaitan adalah tingkat Pendidikan, jarak tempat tinggal pasien dengan Puskesmas, lama terdiagnosa penyakit dan motivasi keluarga.

Kata Kunci: Diabetes Mellitus, Kepatuhan Pengobatan, Faktor Risiko.