Uji Aktivitas Antihiperurisemia Dari Ekstrak Jombang (Taraxacum officinale) dan Ekstrak Sintrong (Crassocephalum crepidioides) Terhadap Mencit

Indonesia merupakan wilayah kekayaan keanekaragaman hayati dunia terbesar kedua, beragam tumbuhan sering digunakan masyarakat sebagai obat, salah satunya tamana familiy Asteraceae diantaranya adalah tanaman Jombang (Taraxacum officinale) dan tanaman Sintrong (Gynura crepidioides), tanaman sintrong mengandung alkaloid, fenolik, steroid, terpenoid dan flavonoid. Tanaman jombang ini memiliki senyawa flavonoids (isoquerin, kuersetin, hyperin), taraxasterol, taraxacerin, taraxerol, taraxin, kolin, inulin, pektin, koumesterol, asparagine, dan vitamin (A,B, dan D). Dimana flavonoid dipercaya mampu menurunkan kadar hiperurisemia. Hiperurisemia adalah kondisi dimana terjadi peningkatan kadar asam urat (AU) darah diatas normal. Keluhan utama pada penderita pasien hiperurisemia adalah terasa nyeri, adanya pembengkakan, demam dan terkadang diiringi dengan rasa lelah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antihiperurisemia dari ekstrak jombang dan sintrong dengan variasi dosis 100, 300 dan 500 mg/kg BB terhadap hewan uji mencit dengan galur Bulb-C. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen laboratotrium. Kadar asam urat diukur dengan metode POCT (Point of Care Testing) Family. Dr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Jombang dan ekstrak sintrong pada dosis 500 mg/kgBB memiliki persentase penurunan terbesar dibanding dosis lain, pada pengolahan statistik hasil tidak memberikan perbedaan yang signifikan (p ≥ 0,05) baik uji Kruskal-Wallis maupun Mann-Whitney. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa persentase penurunan kadar asam urat tertinggi terjadi pada kelompok ekstrak jombang dengan dosis 500 mg/kg BB sebesar 37,14% ± 1,54. Sedangkan pada kelompok ekstrak sintrong terjadi penurunan tertinggi pada dosis 500 mg/kg BB sebesaar 7,93% ± 0,34. Kata Kunci: Hiperurisemia, Jombang, Sintrong, Mencit.