Analisis Six Big Losses Pada Mesin Bunching Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness Dan Fault Tree Analysis (Studi Kasus PT. Bekaert Indonesia)

PT. XYZ merupakan perusahaan yang memproduksi steel cord atau kawat baja menggunakan mesin bunching. Permasalahan yang sering terjadi di mesin bunching adalah sering mengalami downtime yang disebabkan faktor six big losses selama 32001 menit atau 534 jam atau 22 hari,untuk mengetahui tingkat efektifitas mesin bunching, dilakukan pengukuran menggunakan metode OEE. Metode OEE memiliki tiga faktor yaitu Availabilty (A), Performance Efficiency (P), dan Rate of Quality (Q). Apabila nilai OEE belum memenuhi ideal, maka akan dilakukan perhitungan Six Big Losses untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan rendahnya nilai OEE, dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis. Dari hasil perhitungan rata-rata tingkat efektifitas (OEE) mesin bunching di PT. Bekaert Indonesia pada tahun 2019 adalah 79%, Faktor terbesar yang menyebabkan lost time dari perhitungansix big losses adalah faktor breakdown losses sebesar 58% (57.119 menit), kemudian diikuti idling & minor stoppages sebesar 14% (14.197 menit), setup and adjusment losses 12% (12.140 menit), reduce speed losses 12% (11.940 menit), yield losses 3% (2.805 menit), dan quality defect losses 1% (915 menit).Usulan perbaikan yang dapat dilakukan pada mesin bunching adalah dengan menerapkan rekomendasi perbaikan dari faktor breakdown losses yang menjadi faktor utama dari tingginya nilai down time.

Kata kunci: fault tree analysis, overall equipment effectiveness, six big losses, total productive maintenance.