Pengendalian Kualitas Untuk Meminimalkan Cacat Pada Produk Grille Base Dengan Pendekatan Six Sigma (Studi Kasus Di PT Sakae Riken Indonesia)

Kualitas merupakan pemenuhan terhadap kebutuhan konsumen. Kualitas sebagai dasar dalam perusahaan yang harus dipenuhi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Kualitas menjadi indikator sebuah perusahaan untuk dapat bersaing dengan para kompetitor dalam persaingan pada era revolusi industri 4.0. Salah satu perusahaan di Karawang yaitu PT Sakae Riken Indonesia yang bergerak dibidang otomotif sedang dalam peningkatan kualitas. Adapun cacat dengan persentase paling besar yaitu cacat butsu (bintik) sebesar 42,79 %, cacat hajiki (cissing) sebesar 25,45 %, cacat benang (fiber) sebesar 18,93 %, cacat orange peel (kulit jeruk) sebesar 4,66 %, cacat leleh (sagging) sebesar 4,27 %, cacat bintik kotor sebesar 2,47 %, cacat lecet sebesar 0,68 %, cacat thin paint sebesar 0,58 %, dan cacat buram (low glossy) sebesar 0,16 %. Nilai sigma pada proses painting sebesar 2,8 sigma dengan DPMO sebesar 84432,21. Kondisi ini perlu untuk segera dilakukan peningkatan kualitas. Konsep yang dilakukan adalah pendekatan six sigma dengan siklus DMAIC (Define, Analyze, Measure, Improve, dan Control). Penelitian ini berfokus pada peningkatan nilai sigma pada proses painting. Analisa perbaikan dengan FTA dan identikasi FMEA untuk menentukan perbaikan yang tepat. Hasil dari perbaikan yang dilakukan diperoleh nilai sigma 2,9 sigma dengan DPMO 71008 yang artinya persejuta kesempatan terjadi kegagalan sebesar 71008 produk.

Kata Kunci : Six Sigma, DMAIC, FTA, FMEA, DPMO