Stockholm Syndrome Pada Perempuan Dewasa Awal Dalam Abusive Relationship

Dewasa awal adalah masa dari sekitar usia 19 – 30 tahun dan perkembangan hubungan yang intim sebagai tugas penting masa ini (Erikson, dalam Feist & Feist, 2010). Dalam memenuhi tahapan perkembangan ini, individu seringkali berada dalam hubungan yang tidak sehat, bahkan abusive relationship. Abusive relationship adalah suatu hubungan dengan tindak kekerasan yang ditujukan kepada pasangan. Dalam hal ini, seringkali korban tidak menyadari bahwa dirinya berada dalam jenis hubungan tersebut dan bahkan memilih bertahan. Graham (Adorjan, 2012) mempromosikan sebuah gagasan bahwa perilaku yang diperlihatkan seorang perempuan korban kekerasan, terutama mereka yang menyangkal atau memilih bertahan konsisten dengan istilah Stockholm syndrome. Stockholm syndrome adalah suatu kondisi paradoks psikologis dimana timbul ikatan emosional yang kuat antara korban terhadap pelaku kekerasan (Graham, 1994). Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan dinamika Stockholm syndrome pada perempuan dewasa awal dalam abusive relationship. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan teknik wawancara mendalam serta observasi sebagai metode pengumpulan data. Metode analisis data menggunakan IPA (Interpretative Phenomenological Analysis). Terdapat dua subjek penelitian yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat kondisi pendukung berkembangnya Stockholm syndrome pada kedua subjek, adanya tujuh dari sembilan indikator utama, dan dua dampak Stockholm syndrome.

Kata Kunci : Stockholm syndrome, perempuan dewasa awal, abusive relationship