Evaluasi Efek Samping Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi di RSUD Karawang

Hipertensi adalah penyakit tidak menular yang dikenal sebagai "silent killer" dan umum terjadi di seluruh dunia. Menurut WHO pada tahun 2021, sekitar 1,28 miliar orang dewasa menderita hipertensi. Di Indonesia, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mencatat 63,3 juta kasus hipertensi dengan angka kematian mencapai 427.218 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis efek samping obat antihipertensi pada pasien di RSUD Karawang dan membandingkannya dengan literatur. Penelitian kuantitatif observasional ini menggunakan pendekatan cross-sectional secara prospektif dan restrospektif. Data dikumpulkan melalui kuesioner Algoritma Naranjo yang disebarkan kepada pasien yang menjalani pengobatan. Analisis data dilakukan secara statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 60 responden, mayoritas mengalami efek samping obat antihipertensi. Penggunaan obat kombinasi memiliki efek samping lebih tinggi dibandingkan obat tunggal. Jenis-jenis efek samping pada obat kombinasi antara lain pusing, kaki bengkak, sulit tidur, nyeri perut, mengantuk, sesak, nyeri dada, mudah lelah, jantung berdebar, tremor, sering BAK, mual, batuk kering, sakit tenggorokan, mulut kering, dan cepat lelah. Obat tunggal juga menyebabkan efek samping seperti batuk kering, sakit kepala, nyeri punggung, kram kaki, nyeri dada, dan sulit tidur. Efek samping yang dialami responden serupa dengan yang tercantum dalam literatur. Kejadian efek samping obat antihipertensi cukup sering terjadi pada pasien di RSUD Karawang.

Kata kunci: antihipertensi, efek samping obat, algoritma naranjo