Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Tapak Hitam (Begonia haracleifolia Schltdl. & Cham.) Menggunakan Metode DPPH dan ABTS

Antioksidan alami salah satunya dapat bersumber dari tanaman, beberapa penelitian menyatakan bahwa tanaman begonia memiliki aktivitas antioksidan. Tujuan dari penelitian ini mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder yang ada pada ekstrak etanol, etil asetat dan n-heksan daun tapak hitam (Begonia heracleifolia Schltdl. & Cham.), mengetahui gugus fugsi yang terkandung dalam ekstrak dan mengetahui aktivitas antioksidan dari daun tapak hitam. Metode pengujian aktivitas antioksidan adalah menggunakan metode DPPH dan ABTS, serapan diukur menggunakan Spektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang DPPH 517 nm dan ABTS 734 nm kemudian dilakukan analisa menggunakan FTIR. Hasil skrining fitokimia ekstrak etanol daun tapak hitam memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder flavonoid, alkaloid, tanin, terpenoid juga polifenolat. Ekstrak etil asetat daun tapak hitam memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder dalkaoid, terpenoid, flavonoid, steroid, kuinon juga polifenolat, dan ekstrak n-Heksan daun tapak hitam memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder terpenoid dan juga steroid. Hasil uji aktivitas antioksidan mendapatkan Nilai IC50 paling kuat pada ekstrak etanol, pada metode DPPH ekstrak etanol daun tapak hitam mendapat nilai IC50 sebesar 100,445 ppm dan ada metode ABTS ekstrak etanol mendapat nilai IC50 sebesar 96,484 ppm. Hasil analisa FTIR menunjukkan ekstrak etanol dari daun tapak hitam memiliki gugus fungsi O-H, NH2, C=O (karboksil), C-O-C (eter), ekstrak etil asetat daun tapak hitam memiliki gugus fungsi C=C, C=O (keton), C-O-C (eter) dan ekstrak n-heksan daun tapak hitam memiliki gugus fungsi C=H dan C=C. Hal ini menujukkan bahwa ekstrak daun tapak hitam dapat digunakan sebagai antioksidan alami yang potensial.

Kata Kunci : Begonia, Antioksidan, DPPH, ABTS dan FTIR