Pengembangan Bahan Baku Deptida kolagen Dari Limbah Sisik Ikan Bandeng (Chanos chanos) Sebagai Bioaktif Emulsifier Berdasarkan Uji Batas-Batas Lapisan Emulsi

Produksi peptida kolagen yang sebagian besar berasal dari bahan baku mamalia seperti sapi dan babi kerap menjadi permasalahan karena adanya resiko penyebaran penyakit hewan menular. Peptida kolagen sebagai protein yang paling banyak ditemui pada sisik ikan, kulit dan tulang hingga saat ini pemanfaatannya dalam bidang farmasi dan kosmetik masih terus dikembangkan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh konsentrasi asam asetat dan pepsin pada proses ekstraksi peptida kolagen sisik ikan bandeng terhadap perbedaan kualitas emulsifer yang dilihat berdasarkan uji batas-batas lapisan, viskositas dan persen transmitan. Hasil analisis proksimat meliputi analisis kadar air, kadar abu, kadar protein, dan kadar lemak telah memenuhi persyaratan Badan Standarisasi Nasional. Berdasarkan hasil uji sediaan emulsi diketahui bahwa sediaan emulsi peptida kolagen mengalami peningkatan persentase batas-batas lapisan yang signifikan (p≤0,05) yang artinya sediaan mengalami penurunan kestabilan selama penyimpanan. Hasil uji viskositas menunjukkan viskositas sediaan berada di kisaran 152,75 – 241,75 cP dengan persen transmitan semua variabel sediaan yaitu 0,0%. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ekstraksi peptida kolagen dengan konsetrasi asam asetat 1M dan pepsin 1% memberikan hasil peptida kolagen yang paling stabil dan memenuhi syarat pada pengujian batas-batas lapisan, viskositas serta uji persen transmitan.

Kata Kunci : Peptida kolagen, sisik ikan Chanos chanos, pengemulsi, batas lapisan.