Kajian Penerapan Pidana Mati Yang Dikaitkan Dengan Azas Kemanfaatan Dalam Tindak Pidana Narkotika Di Indonesia

Tindak pidana narkotika merupakan tindak pidana yang paling banyak ditemukan dalam masyarakat. Efek dari penggunaan narkotika dalam kehidupan sangtlah kompleks, baik berdampak terhadap kesehatan, ekonomi, politik, budaya dan maupun terhadap faktornya lainnya. Peredaran narkortika sulit dicegah dan dikontrol, mengingat letak geografis Indonesia yang sangat luas dan diiringi dengan perkembangan teknolgi, sehingga potensi terjadi tindak pidana narkotika sangat besar, baik dalam bentuk penyelundupan, penyaluran atau lain sebagainya. Dengan itu dalam regulasi atau undangundang tindak pidana narkotika terdapat ketentuan pidana mati bagi pelaku-pelaku tertentu, bertujuan untuk menekan angka tindak pidana narkotika serta memberikan efek jera. Namun persoalannya sekalipun terdapat ketentuan pidana mati bukan berati secara otomatis dapat mengurangi tindak pidana narkotika itu sendiri. Dengan itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pidana mati dan penerapan pidana mati dalam tindak pidana narkotika. Metode yang digunakan dalam penelititian ini yaitu dengan penelitian yuridis nromatif. Yang menhasilakan kesimpulan bahwa Pelaksanaan pidana mati dalam tindak pidana narkotika di Indonesia diatur oleh Penetapan Presiden No. 2/PNPS/ Tahun 1964 dan Peratutan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pelaksaan Pidana Mati. Pidana mati dilaksanakan di daerah wilayah hukum yang menjatuhkan pidana pada tingkat pertama atau ditentukan lain oleh kementerian kehakiman. Pelaksanaan pidana mati dilakukan dengan cara ditembak oleh Regu Tembak dari Satuan Brigade Mobile Polri. Jaksa/ jaksa tinggi bertanggung jawab atas pelaksanaan pidana mati yang berkordinasi dengan Kepala Polisi Komisarit Daerah. Keamanan dalam pelaksanaan pidana mati menjadi tanggung jawab Polisi Komisarit Daerah dimana pelasksnaan pidana mati tersebut dilaksanakan dan Penjatuhan pidana mati pada peradilan militer dilaksanakan dengan hal yang sama. Penerapan Pidana mati dalam tindak pidana narkotika tidaklah efektif dan bermanfaat, baik bagi masyarakat atau individu pelaku. Hal ini berdasarkam data statistik kriminal kasus narkotika yang selalu berkembang dan masalah lainnya. Optimalisasi pidana penjara merupakan solusi untuk mengatsi permasalahan tindak pidana narkotika yang selalu berkembang, dengan demikan manfaat pidana dapat tercipta dimasa mendatang, dengan menghapuskannya pidanama mati dalam Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 Tentang Narkotika Kata Kunci : Narkotika, Pidana Mati, Azas Kemanfaatan