Analisis Minimalisasi Biaya Penggunaan Sefotaksim Dan Seftriakson Pada Pasien Tifoid Rawat Inap Di Klinik PT Pupuk Kujang Cikampek Tahun 2018

Tifoid merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
thyphii terutama menyerang bagian saluran pencernaan. Alternatif dalam pemilihan
obat yang beragam, menyebabkan pengetahuan dalam farmakologi harus diiringi
dengan aspek ekonomi yang berperan dalam pemilihan obat yang terjangkau
sehingga memberikan hasil terapi yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui berapa besar biaya penggunaan antibiotik pada pasien tifoid di instalasi
rawat inap Klinik PT Pupuk Kujang Cikampek periode Januari-Desember 2018 dan
untuk mengetahui manakah biaya penggunaan antibiotik yang paling minimal pada
pasien tifoid di instalasi rawat inap Klinik PT Pupuk Kujang Cikampek. Penelitian
ini menggunakan rancangan penelitian analis kuantitatif dengan metode
observasional dengan pengambilan data secara retrospektif menggunakan data
sekunder berjumlah 57 rekam medik. Data yang diperoleh dilakukan analisis
minimalisasi biaya untuk mengetahui biaya pengobatan yang paling minimal
diantara obat Sefotaksim dan Seftriakson. Hasil menunjukan antibiotik sefotaksim
dan seftriakson diasumsikan memiliki efektifitas sebanding karena sama-sama
golongan sefalosporin. Pasien dengan terapi antibiotik sefotaksim memiliki waktu
rawat lebih lama dibandingkan antibiotik seftriakson dengan rata-rata lama rawat
inap (4 : 3 hari). Antibiotik seftriakson memiliki biaya total rata-rata lebih murah
Rp 1,043,486 dibandingkan dengan antibiotik sefotaksim dengan rata-rata biaya
sebesar Rp 1,109,516. Hasil ini menunjukkan bahwa antibiotik seftriakson lebih
minimalisasi biaya dibandingkan dengan sefotaksim.
Kata Kunci: Analisis Minimalisasi Biaya, Tifoid, Seftriakson, Sefotaksim.