Tinjauan Yuridis Circumstantial Evidence (Bukti Tidak Langsung) Sebagai Pertimbangan Hakim Dalam Pembuktian di Peradilan Pidana (Studi Putusan No. 160/PID.B/2020/PN.Lmg)

Mengenai circumstantial evidence dalam memutus suatu perkara hakim harus menggunakan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah dan keyakinanan hakim. Selain itu masih terdapat para praktisi hukum yang menyamakan antara alat bukti petunjuk dan circumstantial evidence, selain itu juga mengenai putusan- putusan pidana yang menggunakan circumstantial evidence, karena di Indonesia sendiri menganut sistem pembuktian menurut undang-undang secara negative, oleh karena itu penulis mengangkat problema mengenai circumstantial evidence dan alat bukti petunjuk, mengenai kekuatan dari circumstantial evidence serta perlu atau tidaknya pengaturan mengenai circumstantial evidence dalam hukum acara pidana di Indonesia. Penelitian ini merupakan jenis penilitian kualitatif yang menggunakan pendekatan yuridis normatif, yatu pendekatan penelitian dengan cara meneliti dan mengkaji objek penelitian yang dimana data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa data yang diperoleh berdasarkan studi kepustakaan yang dimana bersumber dari peraturan perundang-undangan, buku- buku, dokumen resmi, publikasi dan hasil penelitian dengan topic permasalahan yang diangkat. Adapun menurut penulis, bahwa mengenai Circumstantial evidence dalam hukum acara pidana bisa memutuskan suatu perkara yang dimana terdakwa menjadi tidak bersalah berdasarkan kejelasan dari bukti-bukti yang ada dan hakim harus memperhatikan alat-alat bukti dalam mengambil kesimpulan dalam menjatuhkan hukuman kepada terdakwa. Dalam hal ini penulis menjelasakan dalam penegakan Circumstantial Evidence ini ditegakan.
Kata Kunci: Circumstantial Evidence, Alat Bukti, Pertimbangan