Evaluasi Penggunaan Kombinasi Obat Digoxin Dan Furosemide Pada Pasien Rawat Inap Gagal Jantung Di Klinik Hermantoni Karawang

Menurut World Health Organization(WHO), penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia, diperkirakan 17,5 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskular pada tahun 2012 31% dari kematian global. Tiga perempat dari jumlah tersebut berada di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. 7,4 juta disebabkan oleh penyakit penyakit arteri koroner dan 6,7 juta karena stroke. Di Indonesia, penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat. Menurut diagnosis dokter, prevalensi penyakit gagal jantung di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,13% atau diperkirakan sekitar 229.696 orang, sedangkan diagnosis gejala sebesar 0,3% atau diperkirakan sekitar 530.068 orang. Berdasarkan latar diatas kombinasi obat digoxin dan furosemide masih lazim digunakan untuk pasien gagal jantung. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan kombinasi obat digoxin dengan furosemide pada pasien gagal jantung di Klinik Hermantoni Karawang. Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan retrospektif. Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data dengan menggunakan dokumen rekam medik pasien rawat inap Klinik Hermantoni Karawang. Interaksi obat, Durasi dan Dosis Obat dievaluasi menggunakan Buku Acuan (Stockley 2010, Farmakologi Dasar Dan Klinik 2002, MIMS 2019). Berdasarkan skrining klinis dapat disimpulkan bahwa terjadi 100% adanya interaksi antar obat digoxin dan furosemide, dengan dibuktikannya hasil skrining resep dengan seluruh pasien menggunakan kombinasi digoxin dan furosemide, interaksi tersebut dapat menyebabkan hipokalemia akan tetapi hipokalemia dapat dicegah dengan suplemen kalium dan magnesium. Adapun 100% durasi furosemid yaitu 5mg/jam sedangkan digoxin yaitu 1x0,125-1x0,25mg. Adanya 100% dosis penggunaan obat digoxin yaitu 1x0.125mg hingga 1x0.25mg dan furosemid injeksi yaitu 5mg/jam. Hasil elektrolit didapatkan bahwa adanya penurunan dan kenaikan kalium, natrium dan klorida. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan pemberian dosis obat serta adanya penyakit penyerta lain sehingga obat menjadi lebih kompleks mempengaruhi satu sama lain dan juga terjadi karena faktor tidak menentunya waktu lama rawat inap dari pasien penderita gagal jantung yang menggunakan kombinasi obat digoxin dan furosemid tersebut. Kata Kunci : penyakit jantung, Digoxin, Furosemide dan Elektrolit.