Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kelelahan Kerja Pada Operator Departemen Assembly

Kondisi lingkungan kerja yang tidak nyaman dapat mengganggu kesehatan pekerja khususnya pada lingkungan kerja fisik yakni intensitas kebisingan, pencahayaan, dan tekanan panas. Jika terjadi paparan ekstrim di lingkungan kerja, beban pekerja dapat bertambah hingga berakibat munculnya kelelahan. Kelelahan kerja yaitu sistem otak memberi sinyal bahwa daya tahan tubuh menurun yang dapat diketahui dari munculnya gejala kelelalahan seperti merasa pening, sulit berkonsentrasi, mudah haus, dan lainnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kelelahan kerja pada operator Departemen Assembly. Pengukuran awal dilakukan pada lingkungan kerja fisik Departemen Assembly yakni intensitas kebisingan sebesar 99,2 dB melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) 85 dB, pada pencahayaan sebesar 727 lux hal ini tidak sesuai standar 1000 lux, dan tekanan panas sebesar 31 °C melebihi NAB 28 °C. Metode penelitian menggunakan uji statistik SPSS dengan metode Spearman Rho dan Pearson Product Moment untuk mengetahui adanya pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kelelahan kerja. Uji korelasi juga dilakukan pada data responden yakni usia, masa kerja, dan status gizi. Hasil menunjukkan uji korelasi pada intensitas kebisingan, pencahayaan, dan tekanan panas tidak mempengaruhi kelelahan kerja pada operator Departemen Assembly. Adapun uji korelasi pada usia, masa kerja, dan status gizi tidak mempengaruhi kelelahan kerja pada operator Departemen Assembly.

Kata kunci: kelelahan kerja, lingkungan kerja fisik, SPSS, Spearman’s Rho, Pearson Product Moment.