Skrining Fitokimia Ekstrak Buah Harendong (Melastoma malabathricum L.) Dan Uji Toksisitas Terhadap Artemia Salina Dengan Metode Brine Shrimp Lethaly Test (BSLT)

Indonesia memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman dan 940 spesies yang diketahui berkhasiat sebagai obat atau digunakan sebagai bahan obat. Buah Harendong (Melastoma malabathricum L) merupakan salah satu tanaman yang berpotensial dalam menghasilkan sumber pigmen antosianin yang berfungsi sebagai antioksidan dengan mekanisme penangkap radikal bebas. Secara tradisional khasiat tanaman harendong sebagai penurun panas, penghilang rasa sakit, peluruh urine, penghilang bengkak, pelancar aliran darah, dan penghenti pendarahan (hemostatik). Adapun cara untuk mengetahui suatu tumbuhan memiliki kandungan senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai antikanker adalah dengan melakukan penelitian awal, penelitian ini sebagai indikator awal dalam pengujian sitotoksik. Uji toksisitas akut merupakan salah satu jenis pengujian toksisitas yang mengutamakan mencari efek toksik. Pengujian ini dilakukan dengan memberikan zat kimia yang sedang diuji sebanyak satu kali, atau beberapa kali dalam jangka waktu 24 jam. Penggunaan LC50 ditujukan untuk uji ketoksikan dengan perlakuan terhadap larva udang. Terdapat kandungan metabolit sekunder seperti Alkaloid, flavonoid, tanin, kuinon, folifenolat dan Triterpernoid/Steroid pada Buah Harendong (Melastoma malabathricum L.) Hal tersebut dibuktikan dengan Uji Fitokimia dan uji penegasan KLT, Ektrak n-heksan dan metanol lebih berpotensi sebagai sitotoksik dibanding ekstrak etil asetat. Aktivitas sitotoksik ditunjukkan oleh ekstrak n-heksan dan metanol dengan nilai LC50 yaitu 15,159 dan 13,137 sedangkan etil asetat 27,206. Saran untuk penelitian lanjutan diantaranya yaitu: Untuk melakukan uji bioaktifitas lainnya seperti uji antibakteri, antijamur dan uji sitotoksik dengan menggunakan hewan uji mencit. Kata Kunci : Melastoma malabathricum L, Uji Toksisitas, BSLT, LC50